Museum Sejarah Jakarta, juga dikenal sebagai Museum Fatahillah, menyimpan narasi lengkap mengenai Kota Tua Jakarta. Bahkan, di dalamnya tersimpan segudang rahasia dan elemen tersembunyi yang menambah daya tarik Museum Fatahillah. Penasarankan? Yuk simak penjelasan dibawah ini!
Table of Contents
ToggleSejarah Museum Fatahillah
Pada tahun 1626, dibangunlah sebuah kantor pemerintahan atas instruksi Gubernur Jan Pieterszoon Coen. Setelah melalui beberapa tahap renovasi, bangunan tersebut selesai pada tahun 1710 dan diresmikan oleh Gubernur Jenderal Abraham van Riebeeck.
Bangunan ini dijadikan sebagai pusat pemerintahan Perusahaan Hindia Timur (Vereenigde Oost Indische Compagnie/VOC) di Batavia. Museum Fatahillah menampilkan arsitektur bergaya Neoklasik yang menyerupai Istana Dam di Amsterdam.
Bangunan museum ini memiliki tiga lantai dengan cat berwarna kuning tanah, serta kusen pintu dan jendela yang terbuat dari kayu jati berwarna hijau tua. Museum juga memiliki penunjuk arah mata angin ikonik di bagian atap utamanya.
Museum ini secara resmi dibuka pada tahun 1974 dan memberikan gambaran tentang masa lalu kolonial kota tersebut. Museum ini memberikan informasi tentang berbagai pengaruh yang membentuk kota, termasuk budaya asli, kerajaan Hindu-Buddha, kesultanan Islam, dan masa kolonial.
Setiap ruangan dihiasi dengan barang-barang yang menceritakan sejarah kota, dari masa prasejarah hingga periode ketika dikenal sebagai Jayakarta, kemudian dinamai ulang menjadi Batavia, dan akhirnya meraih kemerdekaan.
Baca Juga: Museum Wayang
Daya Tarik
Bangunan Museum Fatahillah, yang dibangun antara tahun 1707 dan 1712, memiliki nuansa arsitektur Belanda yang kental. Desain dan struktur bangunannya dikatakan menyerupai Istana Dam di Amsterdam, Belanda.
Terletak di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, Museum Fatahillah mudah ditemukan karena berada tepat di depan pelataran Kota Tua.
Ketika mengunjungi Museum Fatahillah, pengunjung akan disambut dengan sejumlah ruangan yang memiliki nama-nama yang khas. Beberapa di antaranya termasuk Ruang Jayakarta, Ruang Sultan Agung, Ruang Fatahillah, Ruang MH Thamrin, Ruang Prasejarah Jakarta, dan Ruang Tarumanegara.
Di Museum Fatahillah, pengunjung dapat mengamati artefak sejarah Kota Tua yang mencakup replika dan artefak arkeologi dari kerajaan Tarumanegara dan Pajajaran, serta mebel antik dari abad ke-17 hingga abad ke-19 yang mencerminkan gaya Eropa, Cina, dan Indonesia.
Tidak hanya itu, museum ini juga menawarkan ruang etnografi yang menampilkan lukisan misterius yang belum selesai. Lukisan tersebut merupakan karya dari pelukis Harijadi pada era 1970-an.
Proyek lukisan ini dimulai atas inisiatif Gubernur DKI Jakarta pada saat itu, Ali Sadikin, dengan tujuan menggambarkan kehidupan Jakarta pada masa lampau. Lukisan raksasa ini menggambarkan berbagai kegiatan besar dari masa lalu Jakarta dengan beragam etnis yang ada pada masa tersebut.
Lukisan besar itu tak pernah selesai karena lokasi Museum Fatahillah yang berdekatan dengan pelabuhan pada masa itu mengakibatkan cat tidak dapat menempel dengan baik, sehingga proses pengerjaannya memakan waktu yang sangat lama.
Selain lukisan raksasa yang tidak pernah rampung, ada juga hal-hal tersembunyi di Museum Fatahillah, terletak di ruang bawah tanah. Di tengah kekayaan nilai historis museum ini, terselip masa lalu yang kelam.
Ruangan bekas penjara bawah tanah terletak di belakang Museum Fatahillah, yang pada masa penjajahan Belanda digunakan sebagai tempat penahanan. Di dalamnya, terdapat bola-bola besi yang digunakan untuk mengikat kaki para tahanan penjara tersebut.
Di ruangan penjara bawah tanah tersebut, tidak ada pencahayaan sama sekali. Selain itu, udara di dalamnya begitu pengap dan lembab, menciptakan suasana yang menakutkan bagi siapa pun yang berada di sana.
Jam Operasional
Selasa, Rabu, Kamis, dan Minggu: buka dari pukul 09.00 hingga 15.00 WIB
Jumat: buka dari pukul 09.00 hingga 13.30 WIB
Sabtu: buka dari pukul 09.00 hingga 13.00 WIB
Senin dan Hari Besar: TUTUP
Cara Menuju Museum Fatahillah
Untuk mencapai Museum Sejarah, Anda dapat menggunakan beberapa opsi transportasi:
Naik KRL Commuter Line:
Dari Stasiun KRL terdekat, yaitu Stasiun Jakarta Kota, yang berjarak sekitar 230 meter dari Museum Sejarah, Anda dapat berjalan kaki sekitar tiga menit dari pintu keluar stasiun menuju Museum Sejarah. Jika Anda datang dari Stasiun Bogor, naiklah kereta menuju Jakarta Kota dan turun di Stasiun Jakarta Kota.
Bagi yang datang dari Stasiun Tanah Abang atau Stasiun Jatinegara, naiklah KRL menuju Stasiun Manggarai dan kemudian ganti kereta menuju Stasiun Jakarta Kota.
Naik Transjakarta:
Halte Transjakarta terdekat dari Museum Sejarah adalah Halte Busway Jakarta Kota (Kota), yang berlokasi tepat di sebelah kanan pintu keluar Stasiun Jakarta Kota. Beberapa rute Transjakarta yang terhubung dengan Halte Kota termasuk rute Blok M (1), rute Balai Kota (1A), rute Sunter Kelapa Gading (12), dan rute Senen (12B).
Itulah penjelasan mengenai Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah. Semoga informasi di atas dapat menambah wawasan kamu! Untuk menikmati liburanmu bersama keluarga dengan nyaman dan menyenangkan. Jangan lupa untuk Sewa Hiace Jakarta di Skycity Trans!