Pecinan Glodok adalah permata pariwisata di Jakarta Barat, hasil dari kolaborasi berbagai etnis seperti Tionghoa, Sunda, Betawi, Jawa, dan lainnya yang telah terjalin selama ratusan tahun.
Aksesnya yang mudah serta potensi wisatanya di bidang sejarah, gedung-gedung tua, seni, budaya, dan agama membuat Glodok menarik. Selain itu, ada juga potensi wisata belanja, kesehatan, dan kuliner khas peranakan yang beragam.
Menurut berbagai sumber, pada abad ke-17, VOC Belanda menjadikan Glodok sebagai kawasan isolasi bagi masyarakat Tionghoa. Mereka dikumpulkan dalam satu area agar lebih mudah diawasi dan demi keamanan kolonialis Belanda.
Masyarakat Tionghoa di sana dikenal sebagai ahli dalam berbisnis, sehingga mereka dianggap sebagai urat nadi perekonomian Jakarta. Sejak peristiwa Geger Pecinan 1740 dan diberlakukannya aturan bahwa orang Tionghoa harus tinggal di luar tembok Batavia, Glodok mulai terbentuk dan menjadi pusat pemukiman Tionghoa atau yang kita kenal sebagai Pecinan.
Dalam perkembangannya, Pecinan Glodok yang awalnya merupakan tempat isolasi justru berkembang menjadi pusat perekonomian dan perdagangan. Kawasan Glodok dan Pancoran sejak dahulu menjadi urat nadi perekonomian Jakarta.
Table of Contents
ToggleRekomendasi 8 Tempat di Pecinan Glodok, Wajib Dikunjungi!
Pecinan Glodok adalah destinasi wisata yang menarik di Jakarta, Indonesia. Terletak di distrik peninggalan Tionghoa, tempat ini menawarkan pengalaman unik bagi pengunjung. Di sini, Anda dapat menemukan berbagai toko dan restoran tradisional, serta kuil-kuil kuno yang menjadikan tempat ini begitu istimewa. Berikut ini adalah 8 rekomendasi tempat menarik di pecinan glodok seperti:
1. Pancoran Chinatown Point
Pancoran Chinatown Point adalah destinasi baru yang strategis dan bersejarah di pusat kota Jakarta. Tempat ini menggabungkan bangunan hunian bergaya klasik dan elegan dengan area komersial, citywalk, dan mal tematik.
Terletak di daerah perdagangan utama, Pancoran Chinatown Point terkenal sebagai pusat belanja grosir dan eceran untuk berbagai produk lokal dan impor. Barang-barang yang dijual di sini meliputi pakaian, obat China, jamu, barang elektronik, dan aneka tempat makan.
Lokasi:
Baca Juga: JPO Instagramable Jakarta
2. Gang Gloria
Jika kamu ingin mencari beragam kuliner, kamu bisa mengunjungi salah satu pusat jajanan di kawasan Pancoran-Glodok. Pada masa kejayaannya, beberapa restoran di Gang Gloria menjadi tempat favorit warga setempat untuk menikmati makanan.
Nama-nama seperti Kopi Es Tak Kie, Bakmi Amoy, barber shop Ko Tang, Gado-Gado Direktur, dan Soto Betawi Afung adalah bagian dari area ini. Gang ini memanjang dari bekas pertokoan Gloria yang kini menjadi Pancoran Chinatown Point, dengan panjang sekitar 120 meter dari tepi Jalan Pancoran hingga Pintu Besar.
Di sini, kamu dapat menemukan berbagai hidangan halal untuk Muslim serta makanan non-halal khas Tiongkok, seperti bakmi ayam, nasi hainan, kwetiau sapi, nasi campur, sop kambing, bakmi babi, dan siomay babi.
Lokasi:
Baca Juga: Pusat Fashio Jakarta
3. Pantjoran Tea House
Selanjutnya, ada Pantjoran Tea House, sebuah kedai teh legendaris di kawasan Pecinan Glodok. Restoran ini terletak di Jalan Pancoran Nomor 4-6, dekat dengan Pasar Glodok.
Eksterior bangunan mempertahankan bentuk aslinya yang dulunya adalah Apotek Tjung Hwa, sebuah bagian penting dari sejarah kesehatan warga Batavia pada awal abad ke-20. Saat memasuki tempat ini, suasana khas Tionghoa sangat kental terasa.
Di Pantjoran Tea House, kamu dapat memilih dari beragam menu. Beberapa di antaranya adalah fishmaw soup, ayam kung pao, sapi lada hitam, dan aneka hidangan seafood dengan harga sekitar Rp 40.000. Kedai teh ini buka setiap Senin hingga Jumat dari pukul 08.00 hingga 20.00 WIB, serta setiap Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional dari pukul 07.00 hingga 21.00 WIB.
Lokasi:
Baca Juga: Sejarah Kebun Raya Bogor
4. Petak Enam
Tempat menarik berikutnya di Pecinan Glodok adalah destinasi wisata kuliner yang berada di Gedung Chandra, Jalan Pancoran Nomor 43 Glodok. Petak Enam menyajikan beragam menu makanan khas Tiongkok, Barat, dan Nusantara dalam konsep foodcourt.
Area ini menawarkan tempat makan semi outdoor yang dilengkapi dengan spot-spot foto yang menarik. Selain itu, bangunan Petak Enam memiliki desain dan arsitektur yang unik dengan nuansa China, dihiasi lampion merah dan ornamen khas Tiongkok.
Lokasi:
Baca Juga: Floating Market Lembang
5. Candra Naya
Jika ingin berfoto dan menikmati wisata sejarah, kamu bisa mengunjungi Candra Naya, sebuah bangunan bersejarah dari abad ke-18 di Jakarta. Meski sudah dikelilingi gedung tinggi dan mal, bangunan yang terletak di Jalan Gajah Mada 188 ini tetap mempertahankan gaya klasik khas Tionghoa.
Candra Naya dulunya adalah rumah Mayor China Khouw Kim An, yang lahir di Batavia pada 5 Juni 1879. Kamu bisa mengambil foto dengan kamera ponsel tanpa perlu membayar tiket masuk. Pada malam hari, lampu-lampu di atap dan cahaya lampion menciptakan suasana yang indah.
Lokasi:
Baca Juga: Wisata Religi Jakarta
6. Klenteng Toa Se Bio
Klenteng Toa Se Bio atau Vihara Dharma Jaya adalah tempat ibadah yang terkenal di kalangan etnis Tionghoa di kawasan Petak Sembilan, Jakarta Barat. Nama klenteng ini berasal dari kata “toa se” yang berarti pesan dan “bio” yang berarti candi, menunjukkan bahwa candi ini didedikasikan untuk menghormati pesan-pesan perdamaian yang dibawa dari China pada masa itu.
Sebagai salah satu bangunan ibadah tertua di Jakarta, klenteng ini didirikan pada tahun 1660 dan kini berusia 372 tahun. Usianya yang panjang menjadikan bangunan ini saksi bisu berbagai peristiwa sejarah, termasuk peristiwa berdarah pembantaian etnis Tionghoa atau geger pecinan di bawah kolonialisme Belanda.
Lokasi:
Baca Juga:Tempat Wisata Malam Jakarta
7. Gereja Santa Maria de Fatima
Santa Maria de Fatima adalah sebuah Gereja Katolik di Jakarta yang dibangun dengan arsitektur Tionghoa pada awal abad ke-19. Gereja ini awalnya bernama Toa Se Bio karena terletak di Jalan Toa Se Bio.
Bangunannya dirancang sebagai kediaman besar seorang pejabat Tionghoa, dengan atap berbentuk ian boe heng (ekor walet) dan dijaga oleh sepasang shi shi (singa batu). Salah satu keistimewaan gereja ini adalah adanya inskripsi dengan aksara Tionghoa.
Di bubungan atap, tertulis daerah asal pemilik sebelumnya yaitu Nan An, karesidenan Quanzhou, provinsi Fujian. Inskripsi lainnya di bubungan atap berbunyi fu shou, kang, ning yang berarti rezeki, umur panjang, kesehatan, dan ketenteraman.
Lokasi:
Baca Juga: Cafe Jakarta Pusat
8. Vihara Dharma Bhakti
Selanjutnya, terdapat Vihara Dharma Bakti yang merupakan vihara tertua di Jakarta, dibangun pada tahun 1650 dan awalnya bernama Kwan Im Teng. Nama Kwan Im Teng kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kelenteng. Di dalamnya terdapat lilin-lilin raksasa dan ornamen berwarna merah yang megah, serta berbagai patung dan lukisan yang memperindah suasana bangunan.
Selain destinasi menarik tersebut, kamu juga bisa membeli berbagai produk kriya di Desa Wisata Pecinan Glodok. Beberapa oleh-oleh yang tersedia antara lain keramik, porselen, poci teh keramik, pakaian adat China, kaligrafi Mandarin, kipas tradisional, dan pernak-pernik lampion.
Penginapan juga sangat mudah ditemukan di Desa Wisata Pecinan Glodok, karena termasuk wisata urban di perkotaan dengan berbagai fasilitas menginap. Mulai dari hotel bintang lima hingga indekost, serta rumah warga yang dijadikan motel, semuanya tersedia.
Lokasi:
Baca Juga: Museum Wayang Jakarta
Keliling Pecinan Glodok Lebih Mudah dan Efisien Bersama Skycity Trans!
Itulah penjelasan mengenai Pecinan Glodok yang merupakan Chinatown terbesar di Indonesia. Semoga informasi di atas dapat menambah keseruan liburan Anda! Sekarang keliling Pecinan Glodok lebih mudah dan efisien bersama Skycity Trans!
Layanan transportasi yang berkualitas dan terpercaya ini memberikan solusi bagi wisatawan yang ingin mengeksplor area tua Jakarta. Dengan armada modern dan sopir berpengalaman, perjalanan Anda akan jauh lebih nyaman dan aman. Semua itu dapat dinikmati dengan harga yang terjangkau. Jangan lupa untuk sewa Hiace di Sewa Hiace Jakarta – Skycity Trans!